Selasa, 22 November 2011



Kawan, usia kita terpaut cukup jauh, tapi itu tidak membuat berkurang rasa bangga kami kepada punggawa garuda muda yang telah berjuang untuk Negara kami. Jangan kau sesali dan berputus asa dari kegagalan mempersembahkan medali emas, tak perlu kalian meminta maaf atas kegagalan ini, karena ini bukan kegagalan kalian, tapi kegagalan generasi kita, generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang(mereka) khianati sendiri.

Egi Melgiansyah, ban kapten timnas garuda muda ada di bahu mu, terimakasih atas perujanganmu memimpin rekan satu tim untuk berjuang, berjuang dalam dunia mu, dunia sepak bola yang dulu menjadi dunia kami juga di masa masih anak-anak. Kami tidak rela kalau permainan masa kecil kami jadi bahan perdebatan dan perebutan kekuasaan para pemimpin besar negeri ini.

Kurnia Meiga : gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah menunda kegembiraan membuyarkan impian lawan.

Abdurrahman, Gunawan Dwi Cahyo, Hasyim Kipuw : Kalian adalah lini belakang yang tangguh, bagai benteng terakhir yang kokoh dan tidak mau ditembus oleh serangan musuh. Sebuah pelajaran berharga telah kau berikan kepada kami, dimana generasi dan Negara kami dengan mudahya di intervensi pihak asing.

Diego Michiels, dalam dirimu mengalir darah eropa yang secara umum mempunyai etos kerja yang lebih baik dari kami, terimakasih kamu telah memberikan contoh terbaik bagi kaum pribumi Bangsa kami.

Titus 'Tibo' Bonai, Patrich Wanggai, Okto Maniani : Gocekanmu bagaikan tarian nusantara yang menghidupkan kembali rasa solidaritas, rasa persatuan, dan Nasionalisme. Kalian adalah bukti bahwa Lagu wajib “Dari Sabang Sampai Merauke” ternyata masih hidup di Nusantara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar