CIAMIS, (PRLM).- Tanggul Cekdam Singapraya di Dusun Karangsari, Desa Kadupandak, Kec. Tambaksari, Kab. Ciamis jebol, Selasa (1/6) sekitar pukul 2.30 WIB. Hancurnya tanggul cekdam sepanjang 15 meter akibat tidak mampu menahan gerusan air, setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat.
Kejadian itu mengakibatkan sekitar 195 hektar areal persawahan, tiga peternakan ayam hancur disapu banjir bandang. Getaran akibat jebolnya cekdam seluas enam hektar, memicu terjadinya tanah longsor di beberapa tempat. Bahkan tidak jauh dari tempat tersebut terdapat beberapa titik badan jalan yang ambles dan tanah retak.
Keadaan tersebut tidak pelak membuat warga setempat di cekam ketakutan. Mereka khawatir bakal terjadi longsor susulan yang lebih besar. Hal itu dikarenakan warga masih merasakan tanah bergerak.
Untuk mengantisipasi adanya korban, sebanyak 70 KK yang ada di RT 7 dan 8 RW 4 Dusun Karangsari, diminta mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Sejumlah anggota Tagana Ciamis, santri dari Pondok Pesantren Muftahulhuda 2, Bayasari, ikut membantu pengungsi. Warga diungsikan di sekitar Balai Dusun Karangsari.
Didi (35) pemilik peternakan lokasinya persis di belakang tanggul yang jebol, mengatakan kejadian itu kali pertama diketahui oleh pekerjanya, Roswandi (32). Sebelum kejadian, Kamis (31/5) sore hingga Selasa (1/6) dinihari wilayah tersebut diguyur hujan lebat disertai angin dan sesekali petir.
Semetara itu Tarja yang rumahnya rusak akibat tertimpa tanah longsor mengungkapkan, getaran akibat jebolnya tanggul juga dirasakan oleh warga lainnya. Tidak lama kemudian, dia kembali merasakan adanya getaran lebih kuat. "Ternyata bukit di sebelah rumah longsor hingga menimpa bagian dapur. Masih beruntung saya dan keluarga sudah keluar rumah," ugkap suami dari Ny. Rasah (35) ini.
Sementara itu, Camat Tambaksari Sudiana yang didampingi Kepala Desa Kadupandak Abdullah mengatakan, getaran tanah akibat jebolnya tanggul ikut memicu terjadinya longsor. Diungkapkan bahwa wilayah tersebut termasuk daerah dengan pergerakan tanah aktif. Kejadian tersebut, lanjutnya, sudah berlangsung sejak tahun 2008.
Asisten II Pemkab Ciamis Herry Moeliana mengatakan, tindakan pertama pada masa tanggap darurat adalah menyelamatkan jiwa. Selanjutnya baru penanganan infrastruktur yang rusak, seperti menyingkirkan timbunan tanah longsor yang menutup badan jalan. Pihaknya juga mendatangkan buldoser untuk menyingkirkan timbunan tanah longsor. (A-101/das)***