Sabtu, 17 September 2011

Jembatan Gantung Putus Di Ciamis, 13 Warga Terluka

CIAMIS – Jembatan gantung sepanjang 80 meter yang menghubungkan Kabupaten Ciamis-Kabupaten Kuningan, putus,sekitar pukul 15.30 WIB, kemarin. Akibat peristiwa itu, 13 warga yang tengah berada di atas jembatan mengalami luka- luka, sedangkan tiga di antaranya kritis.
Korban umumnya mengalami luka patah tulang, setelah terjun dari ketinggian 10 meter saat melintas jembatan dengan menggunakan delapan unit motor. Dari data yang dihimpun SINDO,ke-13 korban semuanya wargaCiamis,enamdiantaranya warga Gertengah,dua warga Karanganyar, dua warga Kadupandak, dua warga Kawali dan satu lainnya warga Nanggela. Beberapa warga yang mengalami luka parah, yakni Tahyun, 40; Firman,33; Suhana,50; Rosidn 40; Asep Candra, 28; dan Utar,60.

Korban paling parah Tahyun, 40, hingga saat ini masih menjalani perawatan ahli tulang di Ciparahu, Kecamatan Dayeuh Luhur,Kabupaten Cilacap,Jateng. Diperoleh informasi,ketiga belas korban terjatuh saat melintas jembatan setelah menyaksikan pemilihan Kades di Kuningan, yaitu saat melintas dari Desa Manapajaya, Kecamatan Cilebak,Kabupaten Kuningan yang berlokasi di utara menuju Desa Sukasari, Kecamatan Tambaksari,Kabupaten Ciamis yang berada di selatan.

Asep Candra, 17, salah seorang korban warga Dusun Gertengah RT05/13,Desa Sukasari, Kecamatan Tambaksari menuturkan, jembatan terputus saat dirinya melintas jembatan menggunakan delapan unit motor, semuanya ada 13 orang. ”Dari delapan motor yang melaju jembatan, satu di antaranya hampir sampai. Sedangkan, tujuh lainya masih berada di atas jembatan,”kata Asep.

Tiba-tiba, lanjut Asep, seling jembatan sebelah kanan putus, semua motor oleng dan terjatuh ke sebelah kanan.”Tiga motor menyangkut di atas jembatan,sedangkan 13 orang yang mengemudi dan dibonceng, berikut motor terjatuh ke bawah. Beberapa di antara kami yang jatuh,sempat tidak sadarkan diri akibat luka parah,” tambah Asep. Suhana, 50, tetangga Asep, mengaku,tidak banyak yang diingat saat terjatuh karena langsung tidak sadarkan diri.

”Tulang dada dan kaki saya patah, saya dipandu warga sampai ke rumah.Jembatan putus karena tidak kuat, biasanya motor saat melintaspalingbanyakduaatau tiga di atas jembatan, ternyata delapan motor melaju sekaligus sehingga jembatan putus,”tambah Suhana. Kepala Desa Sukasari Abdullah menyebutkan, beberapa saatsetelahmenerimainformasi musibah jembatan gantung putus, dirinya bersama warga melakukan evakuasi.

”Dari 13 korban,hampir setengahnya di evakuasi dengan bantuan warga. Korban paling parah bernama Tahyun, Firman, dan Suhana. Ketiganya, terpaksa dievakuasi menggunakan tandu sederhana,”kata Abdullah. Abdullah menambahkan, sebagaimana keinginan warga, semua berharap jembatan itu kembali dibangun bahkan kalau ada alokasi anggaran lebih sebaiknya dibangun jembatan permanen. ”Kami sudah berkali- kali melakukan pengajuan perbaikan jembatan melalui Musrenbang.

Tapi,sampai saat ini, belum ada realisasi perbaikan,”tandas Abdullah. Camat Tambaksari Nana Supriatna mengatakan, jembatan gantung Bungsu yang dibuat untuk melintasi Sungai Cijolang antara Kabuaten Ciamis dan Kabupaten Kuningan merupakan jalur perekonomian yang sangat dibutuhkan warga antar dua daerah.”Jembatan itu putus akibat tidak kuat menahan beban karena kondisi jembatan sudah tua.

Jembatan itu dibangun 22 tahun lalu, tepatnya sekitar 1989,”kata Nana. Wakil Ketua DPRD Ciamis Iwan Kurniawan mengatakan, pasca musibah jembatan putus harus segera mendapat penanganan serius, khususnya perlu segera dibuat jembatan darurat agar perekonomian warga tidak terganggu. ”Kami akan berupaya, ada alokasi ujang
_khusus seperti dana bencana untuk penanganan darurat,” ucap Iwan.  marmuksinudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar