Teruntuk: Ibu
Hari ini, Minggu 13 Januari 2013 Jam 23.15 WIB, Ibu
taukah engkau hari-hari ku begitu terasa sunyi dan sepi, sering ku hibur hatiku
yang sepi ini, namun seringkali pilu itu datang. Ibu disini hujan gerimis,
cuaca dingin, sangat mungkin untuk menuntaskan istirahat libur sabtu dan
minggu, supaya besok bisa beraktifitas dengan fit dan nyaman. Tapi aku tidak
bisa, aku mesti bekerja di hari yang bagi orang lain sangat menyenangkan tapi aku
tidak…tidak bisa ibu. Ibu...apa kabarmu disana, sudah lama kita tak
jumpa dan tak bertegur sapa layaknya anak dan orang tua, ibu...aku
merindukanmu, rindu dirimu yang dulu yang selalu ada saat tubuh ini butuh
sebuah pundak untuk sejenak bersandar.
Ibu, malam ini terlintas semua kenanganku
bersamamu selama beberap tahun berlalu, walau tidak bisa disebutkan satu persatu,
tapi ada beberapa kenangan yang membuat batin ini seakan tidak bisa
melupakannya, kenangan ketika ibu selesai menanam padi di sawah kita yang tidak
terlalu luas, dan mendapat berita bahagia kalau saudara kandung ibu telah datang
dengan selamat dari tanah suci, betapa gembiranya ibu mendengar berita itu,
satu kesadaran saat itu muncul pada diri anakmu dan berjanji pada ibu, ingin
suatu saat ibu merasakan keadaan yang sama dengan saudara ibu, maafkan ibu aku
belum bisa mewujudkan janji itu….entahlah, entah mengapa untuk mewujudkan janji
itu dengan keadaan seperti ini sepertinya sulit untuk terwujud, namun banyak
hal yang aku sadari selama ini aku belum bisa memberikan hal yang berarti untuk
dirimu, bahkan aku belum bisa memberikan apa yang seharusnya diberikan seorang
anak kepada ibunya, ibu...maafkan aku, namun sampai detik ini aku masih
berjuang untuk semua hal yang menjadi mimpi aku selama ini.
Ibu...perlahan aku mencoba berdiri tegar seperti
yang kau ajarkan dan inginkan dariku namun hati ini tetap rapuh jika aku
ingat segala tentangmu, ibu...maafkan aku yang belum bisa memberikan apa harus
aku berikan, maafkan anakmu ibu yang kadang lupa menanyakan kabarmu atau bahkan
bertegur sapa denganmu, maafkan aku ibu jikalau aku belum bisa kembali ke
pelukan dan buaianmu, kaki ini masih terus melangkah mencari dan mengejar apa
yang kita harapkan.
Ibu...maafkan aku jika aku membuatmu menunggu
terlalu lama. Ibu…aku belum bisa memberikan kebahagian yang bisa dinikmati
bersama bapak di hari tua, ibu akan aku pastikan aku akan kembali kepelukanmu,
kembali bersamamu, bersama bapak, bersam kakak, bersama adik, kembali berada
disisimu dan melihatmu senyum. Ibu...aku tau walaupun tanpa ku minta doamu
selalu mengalir untukku.
Ibu..lewat surat kecil yang aku tuliskan untukmu
ini, aku ingin mengucapkan terima kasih banyak ibu, terima kasih atas cinta
setulus hati yang kau berikan untukku, terima kasih atas kasih sayang yang
selembut hatimu padaku, terima kasih atas segala pengorbanan dan kesabaranmu
dalam menghadapiku, ucapan terima kasih bahkan semua harta yang ku miliki
sekalipun mungkin tak mampu membayar semua pengorbananku, namun aku tau
ibu...bukan itu yang kau harapkan, aku tau kau tak mengharapkan aku untuk
membalas semua itu, cukup melihatku tersenyum bahagia dan menjadi pribadi yang
jauh baik lagi, itulah yang membuatmu bahagia dan yang akan membuatmu tersenyum
manis kepadaku.
Ibu semoga dengan seuntai kata yang aku tuliskan
untukmu sedikitnya dapat mengurangi rasa rindumu terhadapku. Ibu...bapak …peluk
ciumku untukmu...